Bab 2.
Dynamic Host Configuration
Protocol (DHCP)
2.1 Pembahasan Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP)
2.1.1
Sejarah
DHCP
(Dynamic Host Configuration Protocol) dikembangkan pada tahun 1993, setelah
melihat BOOTP tidak tepat untuk memberikan informasi konfigurasi ke komputer.
BOOTP (Bootstrap protocol) merupakan protokol pendukung DHCP. BOOTP didasarkan
pada UDP, karena itu BOOTP bukan protokol “reliable” dalam hal ini tidak ada
jaminan yang dilakukan oleh protokol bahwa pesan yang dikirim dari klien akan
sampai pada server, atau sebaliknya.
2.1.2
Pengertian
DHCP
merupakan singkatan dari Dynamic Host Configuration Potocol, suatu program
aplikasi yang memungkinkan
pengaturan jaringan secara terpusat dari Server,
sehingga PC client tidak
perlu melakukan konfigurasi alamat IP. Karena semuanya
sudah ditangani oleh PC
Server.
2.1.3
Konsep Dasar
Ini adalah cara kerja singkat DHCP pada
umum nya :
Ketika sebuah komputer terhubung dengan
jaringan yang menggunakan DHCP, maka komputer akan menghubungi semua perangkat
di LAN (Local Area Network) untuk meminta alamat IP (IP address request).
Proses ini dinamakan DHCP Discover.
DHCP server dalam jaringan tersebut akan
mendengar permintaan alamat IP dan akan mengirimkan IP address offer yang
berisi alamat IP beserta semua informasinya. Setelah komputer menerima IP
address offer, ia akan mengirim DHCP request yang menyatakan bahwa komputer
bersedia dan ingin menggunakan alamat IP tersebut. Setelah itu DHCP akan
menyetujuinya sehingga alamat IP akan digunakan oleh komputer tersebut.
2.1.4
Jenis-jenis
Ada
tiga jenis DNS, yaitu:
1. DHCP
SCOPE
DHCP Scope
adalah alamat-alamat IP yang dapat disewakan kepada DHCP client. Ini juga dapat
dikonfigurasikan oleh seorang administrator dengan menggunakan peralatan
konfigurasi DHCP server. Biasanya, sebuah alamat IP disewakan dalam jangka
waktu tertentu, yang disebut sebagai DHCP Lease, yang umumnya bernilai tiga
hari. Informasi mengenai DHCP Scope dan alamat IP yang telah disewakan kemudian
disimpan di dalam basis data DHCP dalam DHCP server. Nilai alamat-alamat IP
yang dapat disewakan harus diambil dari DHCP Pool yang tersedia yang
dialokasikan dalam jaringan. Kesalahan yang sering terjadi dalam konfigurasi
DHCP Server adalah kesalahan dalam konfigurasi DHCP Scope.
2. DHCP
LEASE
DHCP Lease adalah batas waktu penyewaan
alamat IP yang diberikan kepada DHCP client oleh DHCP Server. Umumnya, hal ini
dapat dikonfigurasikan sedemikian rupa oleh seorang administrator dengan
menggunakan beberapa peralatan konfigurasi (dalam Windows NT Server dapat
menggunakan DHCP Manager atau dalam Windows 2000 ke atas dapat menggunakan
Microsoft Management Console [MMC]). DHCP Lease juga sering disebut sebagai
Reservation.
3. DHCP
OPTIONS
DHCP Options adalah tambahan
pengaturan alamat IP yang diberikan oleh DHCP ke DHCP client. Ketika sebuah
klien meminta alamat IP kepada server, server akan memberikan paling tidak
sebuah alamat IP dan alamat subnet jaringan. DHCP server juga dapat
dikonfigurasikan sedemikian rupa agar memberikan tambahan informasi kepada
klien, yang tentunya dapat dilakukan oleh seorang administrator. DHCP Options
ini dapat diaplikasikan kepada semua klien, DHCP Scope tertentu, atau kepada
sebuah host tertentu dalam jaringan.
2.1.5
Kesimpulan
Kesimpulannya
adalah DHCP sangat digunakan pada jaringan yang tarafnya luas. Dengan DHCP
pengguna akan mendapatkan IP secara otomatis dari server. Ini lebih memudahkan
pekerjaan server.
2.2 Studi Kasus dan
Konfigurasi
Sebuah
perusahaan telah membuat DNS dan agar bisa di akses orang kalangan
luas. Tetapi ada suatu kendala yaitu pada saat terlalu banyaknya yang
mengakses. Sistem belum terkonfigurasi DHCP jadi pengguna harus secara manual
menginputkan IP address. Dengan DHCP, tidak perlu memberikan IP secara manual.
IP akan secara dinamis diberikan oleh sistem server. Kesimpulan yang didapat :
a. Perusahaan
ingin lebih mudah memberi IP kepada pengakses
b. Gunakan
IP 192.168.100.(NIM)
2.3 Langkah Penyelesaian
1.
Pertama
yang harus dilakukan adalah menginstall DHCP pada ubuntu kita.
Bisa dengan sudo apt-get install isc-dhcp-server
2. Setelah
proses install selesai langsung saja kita memulai konfigurasinya. Kita
konfigurasi file isc-dhcp-server. Ketik saja nano /etc/default/isc-dhcp-server.
Pada bagian paling bawah tambahkan INTERFACE=”eth0”
4. Kemudian
restart DHCPnya bisa dengan /etc/init.d/isc-dhcp-server restart. Atau bisa juga
untuk mengecek DHCP sudah berjalan atau belum bisa langsung cek dengan dhcpd
saja. Jika status sudah seperti pada gambar maka DHCP sudah berhasil.
5. Setelah
itu kita konfigurasi terlebih dahulu Vmware(jika menggunakan Vmware).
2.4 Pengamatan
Pada Pengamatan ini, saya melakukan pengetesan langsung ke windows real saya.
1. Kita pastikan sudah di set dynamic IP address. Bisa dilihat pada gambar
2. Setelah itu kita cek apakah sudah mendapatkan IP secara dinamis dari server
3. Yang terakhir adalah pengecekan dengan PING dan NSLOOKUP
2.5 Tugas Akhir
1. Parameter
apakah yang perlu dikonfigurasi pada layanan DHCP ? Jelaskan !
·
Subnet 192.168.100.0 netmask
255.255.255.0
·
Range 192.168.100.95 192.168.100.200
Jadi client akan
mendapat IP otomatis
dengan range IP
yang sudah server tentukan.
·
Option routers 192.168.100.1
·
Option domain-name-server
192.168.100.95, 8.8.8.8
2. Jelaskan
proses kerja yang terjadi pada layanan DHCP ?
Pada awalnya client belum mempunyai IP, sehingga
DHCP akan memberikan IP secara otomatis, dan ada beberapa parameter yang server
berikan kepada client. Setelah server mengkonfigurasi dan mengatur parameter,
maka client akan mendapatkan IP
otomatis sesuai dengan
range IP yang
diberikan server. Setelah mendapatkan
IP, client dan server sudah
terhubung dan bisa berkomunikasi
Komentar
Posting Komentar